Kupang (20/06), Kegiatan ini adalah kerja sama antara komunitas Save The Children bekerja sama dengan komunitas Forum Anak dan difasilitasi oleh Dian Purnomo selaku Fasilitator Save The Children dan Esti, selaku Advocacy Coordinator.
Kegiatan bertajuk diskusi ini didampingi oleh Kadis P3AP2KB Provinsi NTT Ruth Diana Laiskodat S.Si., Apt., MM bersama Yanti L.B. Sallata, S.Sos dan didampingi oleh 2 orang CPNS DP3AP2KB, Muhammad Khuzullifsar dan Priastuti Adangla serta Tres dari Yayasan Sanggar Suara Perempuan. Diskusi tersebut membahas mengenai Krisis Iklim, Bencana Iklim dan Dampaknya terhadap Anak khususnya Perempuan.
Narasumber merupakan perwakilan dari Forum Anak Provinsi NTT yakni Kesya, Rey, Viktor, Angel dan Ester serta didampingi oleh Abner selaku Fasilitator Forum Anak. Anak-anak ini yang nantinya akan membantu dalam sosialisasi ke salah satu Sekolah Dasar di Naibonat terkait isu yang ada.
Dari hasil diskusi bersama 5 narasumber yang ada, ternyata perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek. Pada hakekatnya Perubahan iklim itu mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Seperti yang diungkapkan Viktor, salah satu peserta diskusi ini bahwa “pada musim panas yang ekstrem bisa menyebabkan panas sampai tanah retak sedangkan pada saat hujan kendalanya yaitu sulit mendapatkan akses air minum yang bersih, gagal panen dikarenakan padi terendam, dan lain sebagainya”
Namun seperti yang disampaikan oleh Kesya bahwa “walaupun gagal panen yang ada karena perubahan iklim yaitu hujan yang ekstim, tenyata banyak pohon yang tumbuh subur akibat perubahan iklim tersebut seperti banyak pohon pisang yang tumbuhnya cepat dan subur”
Selain gagal panen, banyak dampak negatif dari perubahan iklim tersebut seperti ketika hujan angin, banyak perangkat sekolah dan gedung sekolah yang rusak dan guru yang terlambat ke sekolah karena hujan yang menyebabkan jalan yang licin.
Dari segi ekonomi juga terpengaruh. Baik itu pedagang maupun pelaut. “Jika angin kencang dan air laut naik, maka menyebabkan banyak nelayan tidak berani turun ke laut dan menyebabkan harga ikan yang naik” ungkap mereka.
Selain dampak lingkungan dan ekonomi, ada dampak lingkungan yang terganggu. Seperti yang dikatakan oleh Angel bahwa “dampaknya seperti mata air hilang, air keruh yang menyebabkan kurang tersedianya air bersih. Apalagi perempuan, ketika Haid, sulit untuk mengakses air bersih dan berpengaruh terhadap kesehatan”
Untuk itu diharapkan kelima anak-anak ini akan melakukan penelitian di salah satu Sekolah Dasar yang berada di Naibonat untuk mengetahui aspirasi dari anak-anak terkait dengan Krisis Iklim, Bencana Iklim, dan dampaknya terkhususnya pada anak dan perempuan. (p3ap2kb)
#dp3ap2kbprovinsintt
#pemprovntt
#ayobangunntt
#bidangpemenuhanhakanak
#menujuindonesiaemas
#P.A
#M.K