“Apakah Bro dan Sist Punya Masalah Komunikasi saat Presentasi atau jadi Fasilitator?” Pertanyaan mendasar ini dikemukakan oleh Fasilitator Widyaiswara dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nurul Khasanah, saat menyampaikan materi tentang : Teknik Komunikasi Efektif dalam Presentasi, pada Hari Keempat pelaksanaan Pelatihan Teknis Pelatih Penyedia Layanan Perlindungan Anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang diikuti oleh 22 (dua puluh dua) peserta, masing-masing : Kota Kupang, TTS, Sikka, Manggarai, dan Sumba Barat Daya, juga peserta dari Dinas Sosial Provinsi NTT, Dinas P dan K Provinsi NTT, DP3A Kota Kupang, Dinas Sosial Kota Kupang, DP3AP2KB Kabupaten Kupang, Perwakilan Guru dari SMA Negeri I Kupang dan SMA Negeri 6 Kupang, Tim Penggerak PKK Provinsi NTT, LPA Provinsi NTT, Sentra Effata Kemensos di Naibonat Kabupaten Kupang, LBH APIK, Rumah Harapan GMIT dan Rumah Perempuan, di Ballroom Sotis Hotel Kupang, Kamis, 22 Mei 2025.
“Persiapan diri yang matang dan penguasaan materi serta penerapan teknologi sangat diperlukan untuk sukses menjadi seorang Presenter dan Fasilitator. Selain pengalaman di lapangan, ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan untuk melangkapi persiapan menjadi seorang Fasilitator hebat” kata Nur, sapaan akrab dari Nurul Khasanah.
Ia mengatakan beberapa hal seperti : Gugup, Tidak Percaya Diri, Sender tidak bisa mengungkapkan pesannya lewat kata-kata secara jelas, ruangan tidak nyaman, Penuh kegaduhan, Listrik mati, Media yang digunakan rusak, Receiver tidak memahami kata-kata yang diungkapkan sender, sering ditemui saat menjadi fasilitator ketika berhadapn dengan para peserta pelatihan.
“Strategi apa yang dilakukan untuk memperkecil berbagai masalah komunikasi tersebut ?”. Jawabannya adalah Tingkatkan kualitas fasilitasi dengan komunikasi yang baik. Bangun hubungan kuat dengan peserta melalui presentasi menarik. Pelajari cara menjadi fasilitator yang inspiratif, Hal tersebut menjadi kunci Komunikasi dan Presentasi Efektif sekaligus Panduan untukmenajdi Fasilitator Hebat”, urai Nur Khasanah.
“Saat presentasi tidak sedikit orang menemui berbagai kendala, yang biasanya kita bagi dalam Kendala Fisik dan Kendala Psikis”, tambah Nur. Kendala -kandala tersebut seperti : Kebisingan atau Kegaduhan (Noise), Lingkungan (Environment), Diri sendiri (terlalu focus pada diri sendiri), Persepsi (Perception), Kultur atau budaya, Bahasa, Jender (Gender), dan Stres. Hala-hal tersebut bisa diatas mealui persiapan diri yang matang, termasuk bisa mengendalikan situasi sebelum tampil”, jelas Nurul.

Selanjutnya, Nurul katakan : “Active Listening = Cara atau Teknik mendengarkan dan merespon lawan bicara, Mendengarkan tanpa menilai, mengkritisi ataupun berprasangka. Keterampilan Mendengarkan mencakup Mencermati Kesesuaian Kata dengan Gestur = never judge a book by its cover. Memahami pesan yang dikemas dalam bentuk non verbal. Bisa dari suara, nada (pitch), kecepatan (pace), dan tekanan (tone), Maupun body language, yaitu gestur, ekspresi wajah dan postur tubuh. 93% pesan tersampaikan melalui perilaku non-verbal, seperti kata Prof Dr. Albert Mehrabiasn & Susan R Ferris”, ujar Nur.
“Jadilah Fasilitator yang Inspiratif, melalui Komunikasi dan presentasi efektif. Kuasai keterampilan untuk meningkatkan kualitas pendampingan. Teruslah berlatih dan berkembang” pungkas Nur menutup materinya.
Dalam penyajian materinya diselingi dengan diskusi dan praktik presentasi dalam kelompok.

Perkuat Kolaborasi, Ciptakan Sistem Perlndungan Anak yang lebih Kuat, Tangguh, Sigap dan Responsif didukung SDM Berkualitas”
“Ayo Bangun NTT. Salam BERLIAN – Bersama Lindungi Anak”
#kemenpppaRI
#deputipemenuhanhakanak
#deputibidangperlindungankhususanak
#deputibidangperlindunganhakperempuan
#dp3ap2kbprovinsintt
#dinassosialprovinsintt
#bidangpemenuhanhakanak
#bidangperlindungankhususanak
#bidangperlindunganperempuan
#unicef
#perlindungankhususanakkorbanbencana
#ayobangunntt
#menujuindonesiaemas
#MC_F@T