Pembukaan Workshop Piloting Implementation of Gender Based Violence in Emergencies Minimum Indicators (GBViE)

Kupang, 15 Juli 2025 – Bertempat di balroom Sotis Hotel Kupang, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) membuka kegiatan Workshop Piloting Implementation of Gender Based Violence in Emergencies Minimum Indicators (GBViE) Tahun 2025.

Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), UNFPAUN Women, dan Yayasan Kerti Praja, dengan tujuan menguji penerapan indikator minimum perlindungan terhadap perempuan dan anak dalam situasi darurat dan bencana.

Dalam sambutannya, Kepala DP3AP2KB Provinsi NTT, Ruth Diana Laiskodat, S.Si., Apt.,MM, menyampaikan bahwa NTT merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang paling rentan terhadap bencana. Selama Januari hingga Mei 2025 saja, telah terjadi 121 kejadian bencana di wilayah ini, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga erupsi gunung api.

“Dampak bencana tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga memperbesar risiko kekerasan berbasis gender, khususnya terhadap perempuan dan anak,” ujar Ruth Diana Laiskodat.

Kondisi pengungsian yang minim privasi dan fasilitas, serta lemahnya sistem perlindungan darurat, sering kali memperburuk situasi kelompok rentan. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi penting untuk memastikan standar minimum perlindungan bisa diterapkan secara sistematis.

Workshop ini akan berlangsung selama tiga hari, 15-17 Juli 2025, dengan membahas tiga kategori indikator utama, yakni standar dasar, standar mitigasi dan penanganan, serta standar data dan evaluasi. Diharapkan indikator ini dapat menjadi acuan nasional dalam penanganan KBG di masa bencana.

“Perlindungan terhadap perempuan dan anak bukan hanya tugas satu sektor, tapi tanggung jawab kolektif. Kami berharap indikator ini dapat diadopsi dan diterapkan secara konsisten di daerah-daerah rawan bencana,” tegas Ruth Diana Laiskodat.

Kegiatan turut dihadiri oleh UNFPA, UN Women, Yayasan Kerti Praja, Perwakilan PMI Provinsi NTT,Dinas Kesehatan Provinsi NTT, BPBD NTT, HWDI NTT, UPTD PPA Provinsi NTT, PKBI NTT, Diskominfo NTT, Dinas Sosial NTT dan pengurus desa dari perwakilan 3 Desa yang berada di Kabupaten Kupang yakni Desa Mata Air, Desa Oefafi dan Desa Pukdale. Acara pembukaan ditutup dengan doa bersama dan sesi foto dengan seluruh peserta. Ayo Bangun NTT, Wujudkan NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Berkelanjutan. (Bid.PP)

Salam BERLIAN – Bersama Lindungi Anak!

#kemenpppaRI
#YayasanKertiPraja
#dp3ap2kbprovinsintt
#deputibidangperlindunganhakperempuan
# PHPRTKKSD
#pemprovntt
#PerempuanAmanDalamKrisis
#PerempuanTangguh
#ayobangunntt
#menujuindonesiaemas

Bagikan kepada..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *